Kritik Mahasiswa adalah Hal Biasa

By Admin


nusakini.com - Jakarta, – Beberapa hari belakangan kritik terhadap kinerja Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin yang dianggap tidak tampak dalam pemerintahan kembali muncul di media sosial. Salah satunya dilontarkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) salah satu universitas dengan memberikan julukan Wapres sebagai _The King of Silence_. 

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, mengatakan bahwa Wapres tidak mempermasalahkan adanya kritik yang dialamatkan pada dirinya dan tetap fokus bekerja sebagaimana biasa.

“Beliau _nggak_ marah sama sekali ya, biasa-biasa saja. Wapres itu bekerja dengan baik,” ungkap Masduki kepada awak media, Rabu (07/07/21).

 Lebih lanjut Masduki menyampaikan bahwa kritik yang diberikan para mahasiswa adalah hal yang wajar. Ia menilai kritik tersebut merupakan salah satu media untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan independen seorang mahasiswa.

“Kita semua pernah jadi mahasiswa. Salah satu ciri dari mahasiswa itu memang harus mempunyai sisi kritis, dan saya kira itu bagus. Dengan independen, mahasiswa yang mengkritik permasalahan sosial, jalannya kekuasaan, menurut saya itu hal yang baik-baik saja,” ujarnya.

Terkait tuduhan bahwa kinerja Wapres dianggap kurang terlihat, hingga muncul desakan agar Wapres mengundurkan diri, menurut Masduki hal ini adalah opini yang keliru.

“Saya ingin tegaskan bahwa yang dikemukakan oleh teman-teman mahasiswa dan juga para pengamat tidak sebenarnya seperti itu. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Presiden dan Wakil Presiden bukan pekerja eksekutorial,” tegasnya.

Masduki menambahkan bahwa tugas Wapres adalah mengoordinasikan kementerian dan lembaga sebagai eksekutor berbagai program dan kebijakan pemerintah. Dengan demikian progres program dan kebijakan tersebut terlihat dalam kinerja kementerian dan lembaga. 

"Sekali lagi untuk mengoordinasi, bukan dia bekerja untuk itu. Yang bekerja itu adalah kementerian, karena memang lembaga dan kementerian pendanaannya ada di situ semuanya," ujarnya. 

Pada kesemptan yang sama, Masduki pun mencontohkan bahwa hingga kini Wapres terus mengoordinasikan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, penanganan kemiskinan dan _stunting_, peningkatan pembangunan dan kesejahteraan Papua, pelaksanaan reformasi birokrasi, dan lain-lain. 

"Walaupun memang ada banyak hambatan tapi Wapres terus saja melakukan pemantauan-pemantauan sampai dimana jalannya dan seterusnya," tegasnya.

Namun demikian, Masduki mengakui bahwa beberapa waktu lalu terdapat lembaga survei yang menempatkan kinerja Wapres berada dibawah Presiden.

"Seberapa pun prosentasenya, arti pentingnya, lembaga survei dan dan respondennya paham bahwa Wapres bekerja. Bahwa pekerjaannya dinilai belum memuaskan, itu hal yang bisa diperbaiki di waktu berikutnya. Dan itulah yang dilakukan Wapres," ujarnya. 

Bahkan, tambah Masduki, survei yang dirilis oleh Puspoll Indonesia pada Mei lalu, menunjukkan 71.4 persen responden puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. 

"Sedang survei Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Mei, menyatakan 63.1 persen masyarakat puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin," imbuhnya.

Lalu, lanjutnya, Litbang Kompas, dalam survei yang dirilis Mei juga, menyebutkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 69,1 persen.

"Bahkan bila dilihat lebih mendalam, survei Litabang Kompas, juga menyebutkan, citra Wakil Presiden bisa dibilang bagus. Sebanyak 69 persen responden mengatakan citra Wakil Presiden baik, dan 5 persen responden mengataka citra wapres sangat baik," paparnya.

Oleh karena itu, Masduki kembali menekankan bahwa ciri khas Wapres adalah bekerja dalam diam dengan tidak selalu mempublikasikan kinerjanya. 

“Kinerja Wapres memang tidak selalu dipublikasikan, karena seperti yang kita ketahui bahwa Wapres kita memiliki gaya _low profile_-nya yang mempunyai argumentasi tersendiri,” jelasnya.

Menutup keterangannya, Masduki mengajak seluruh masyarakat, agar dapat melihat persoalan secara utuh. Pada dasarnya Wapres bekerja mengoordinasikan pekerjaan-pekerjaan Presiden yang dilimpahkan kepadanya.

"Kita di sekelilingnya (sebagai) saksi mata, cukup melihat bahwa Wapres itu bekerja dengan benar," pungkasnya.

Sebagai informasi, isu julukan Wapres _The King of Silence_ menjadi hangat setelah sebelumnya Presiden Joko Widodo juga mendapatkan gelar sebagai _The King of Lip Service_. Tidak hanya itu, Ketua DPR Puan Maharani juga turut mendapatkan gelar sebagai _The Queen of Ghosting_. (BS/DAS/NN – BPMI)